Sebab yang pasti didunia ini hanyalah ketidakpastian!!
Walaupun sehebat dan semenarik apapun realistis hidup ini, dalam tatanan tata bumi yang kita pijaki ini. Bumi tidak akan pernah berotasi mengelilingi melintasi orbitnya yang isinya hanya kita sendiri saja. Yang jelas kita buka pusat alam semesta sehingga yang jelas saja rumusnya adalah hidup tak akan selalu berpihak pada kita.bisa jadi hari ini berhasil esoknya gagal, bisa jadi hari ini kecewa besoknya bahagia, hari ini terang esoknya berubah jadi gelap. Satu hal yang pasti yang sudah siklusnya terjadi maka akan sewajarnya terjadi, tidak peduli sebegitu banyak apapaun kita melakukan hal-hal yang jelas benar, sedikit tidaknya kita pernah membuat kesalahan.
Hidup memang realistis sedemikian rupa adalah demikian dengan menilik kedewasaan lainnya sesingkat membahas menghadapi caranya menghadapi kenyataan dari orang lain dengan juga bisa mengontrol apa yang selama ini memang sudah bercokol dalam diri sendiri yang kita tahu orang lain melakukan banyak kesalahan dan semaunya pada diri kita dari hal yang tidak kita pikirkan,beberapa dari mereka juga bahkan lebih dari itu tidak tahu caranya bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat, tapi kembali lagi semua layaknya semesta kita tak juga bisa mengatur cuaca dan siklus kondisi dialam yang sama demikian dengan manusia tanpa kuasa apapun kita tidak bisa mengatur kaki tangan mulut dan tubuh mereka. Tapi sebaliknya kita tahu menahu tentang kearah mana pikiran kita bersuara yang membuat hal semacam demikian bukan jadi hambatan dalam hidup layaknya tantangan yang hanya perlu tidak dihiraukan.
Yang seharusnya kita sadar bahwa memang beberapa hal yang terjadi,kita selalu bisa mengelola isi dari kepala kita sendiri sebagai tumpuan hidup. Kita punya kemampuan bertindak untuk bisa melampaui garis-garis batas wajar bahwa berpikir semua hal yang selalu diharapkan memang tidak berjalan mulus.
Berlindung dalam alibi berpura-pura tenang juga bukan pilihan yang pantas. Sudah sepantasnya memang kita perlu memaafkan realita yang ada dari ekspetasi yang demikian, sebab bernapas di tengah hamparan udara padang rumput hijau indah tidak akan setenang saat kita tersenyum dan berbelas kasih lalu memaafkan sesama yang telah memberi ketidakpastian.